tentang
kanker serviks?
Kanker
serviks – Artikel kesehatan kali ini berbicara tentang Kanker
Serviks. Kanker Serviks (Cervical Cancer) atau kanker mulut rahim? memang bukan
nama yang asing. Terutama bagi kaum wanita merupakan momok paling mengerikan.
Berikut
yang wajib kita ketahui :
1. Apa itu
kanker serviks? kenali dah cegah yuk !
Kanker
serviks adalah penyakit
kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu daerah pada organ reproduksi
wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus)
dengan liang senggama wanita (vagina).
Kanker ini
99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang
menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki
tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh
penderita.
2.
Sebeberapa bahaya penyakit kanker serviks ini?
klik untuk
zoom
Badan Kesehatan
Dunia (WHO) mengatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat
teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada
perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000
kasus kanker serviks.
Sekitar 8000
kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan
negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Mengapa
bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam
selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut.
3. Apa
sebenarnya penyebab kanker serviks ini?
Pertama, kanker serviks disebabkan oleh virus
HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di
mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan
sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling
fatal.Akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18.
click to
zoom : kanker serviks
Kedua, selain disebabkan oleh virus HPV,
sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi
atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.
4. Bagaimana
cara penularan kanker serviks ?
Penularan
virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan
berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara
transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun
secara manual ke genital.
click to
zoom : sisi lain kanker serviks
Karenanya,
penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh
mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus
ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Henah lo, mangkanya jangan jajan
yaa.
5. Yuk
kenali apa saja gejala kanker serviks ini?
Pada tahap
awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya,
Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap
smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada
umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut.
Gejala
kanker serviks tingkat lanjut :
- munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding).
- keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
- perdarahan di luar siklus menstruasi.
- penurunan berat badan drastis.
- Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung
- juga hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.
6. Berapa
lama masa pertumbuhan kanker serviks ini?
Masa
preinvasif (pertumbuhan sel-sel abnormal sebelum menjadi keganasan) penyakit
ini terbilang cukup lama, sehingga penderita yang berhasil mendeteksinya sejak
dini dapat melakukan berbagai langkah untuk mengatasinya.
Infeksi
menetap akan menyebabkan pertumbuhan sel abnormal yang akhirnya dapat mengarah
pada perkembangan kanker. Perkembangan ini memakan waktu antara 5-20 tahun,
mulai dari tahap infeksi, lesi pra-kanker hingga positif menjadi kanker
serviks.
click to
zoom : sisi lain kanker serviks
7. Benarkah
perokok berisiko terjangkit kanker serviks?
Ada banyak
penelitian yang menyatakan hubungan antara kebiasaan merokok dengan
meningkatnya risiko seseorang terjangkit penyakit kanker serviks. Salah satunya
adalah penelitian yang dilakukan di Karolinska Institute di Swedia dan
dipublikasikan di British Journal of Cancer pada tahun 2001.
Menurut
Joakam Dillner, M.D., peneliti yang memimpin riset tersebut, zat nikotin serta
“racun” lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan
kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel
abnormal pada rahim. “Cervical neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya
kanker serviks di dalam tubuh seseorang,” ujarnya.
IBN
8. Selain
perokok siapa saja yang berisiko terinfeksi?
Perempuan
yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia antara 35-50
tahun, terutama Anda yang telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun.
Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang
kanker leher rahim sebesar 2 kali dibandingkan perempuan yang melakukan
hubungan seksual setelah usia 20 tahun.
Kanker leher
rahim juga berkaitan dengan jumlah lawan seksual. Semakin banyak lawan seksual
yang Anda miliki, maka kian meningkat pula risiko terjadinya kanker leher
rahim. Sama seperti jumlah lawan seksual, jumlah kehamilan yang pernah dialami
juga meningkatkan risiko terjadinya kanker leher rahim.
Anda yang
terinfeksi virus HIV dan yang dinyatakan memiliki hasil uji pap smear abnormal,
serta para penderita gizi buruk, juga berisiko terinfeksi virus HPV. Pada Anda
yang melakukan diet ketat, rendahnya konsumsi vitamin A, C, dan E setiap hari
bisa menyebabkan berkurangnya tingkat kekebalan pada tubuh, sehingga Anda mudah
terinfeksi.
9. Bagaimana
cara mendeteksinya?
Pap smear
adalah metode
pemeriksaan standar untuk mendeteksi kanker leher rahim. Namun, pap smear
bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini.
Ada pula jenis pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat (cuka).
Menggunakan
asam asetat cuka adalah yang relatif lebih mudah dan lebih murah dilakukan.
Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik pemeriksaan terbaru
untuk deteksi dini kanker leher rahim, yang dinamakan teknologi Hybrid
Capture II System (HCII).
10. Bagaimana mencegah kanker serviks?
Meski menempati
peringkat tertinggi di antara berbagai jenis penyakit kanker yang menyebabkan
kematian, kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang telah
diketahui penyebabnya. Karena itu, upaya pencegahannya pun sangat mungkin
dilakukan. Yaitu dengan cara :
- tidak berhubungan intim dengan pasangan yang berganti-ganti
- rajin melakukan pap smear setiap dua tahun sekali bagi yang sudah aktif secara seksual
- dan melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum pernah melakukan kontak secara seksual
- dan tentunya memelihara kesehatan tubuh
11. Seberapa
penting memakai vaksinasi HPV?
Pada
pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18
yang menjadi penyebab kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan cara
meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkap virus sebelum memasuki sel-sel
serviks.
Selain
membentengi dari penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda
melindungi perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil
kelamin. Yang perlu ditekankan adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila
diberikan pada perempuan berusia 9 sampai 26 tahun yang belum aktif secara
seksual.
Vaksin
diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu tertentu. Dengan vaksinasi, risiko
terkena kanker serviks bisa menurun hingga 75%. Ada kabar gembira, mulai tahun
ini harga vaksin yang semula Rp 1.300.000,- sekali suntik menjadi Rp 700.000,-
sekali suntik.
12. Adakah
efek samping dari vaksinasi ini?
Vaksin ini
telah diujikan pada ribuan perempuan di seluruh dunia. Hasilnya tidak menunjukkan
adanya efek samping yang berbahaya. Efek samping yang paling sering dikeluhkan
adalah demam dan kemerahan, nyeri, dan bengkak di tempat suntikan.
Efek samping
yang sering ditemui lainnya adalah berdarah dan gatal di tempat suntikan.
Vaksin ini sendiri tidak dianjurkan untuk perempuan hamil. Namun, ibu menyusui
boleh menerima vaksin ini.
13. Bisakah
kanker serviks disembuhkan?
Berhubung
tidak mengeluhkan gejala apa pun, penderita kanker serviks biasanya datang ke
rumah sakit ketika penyakitnya sudah mencapai stadium 3. Masalahnya, kanker
serviks yang sudah mencapai stadium 2 sampai stadium 4 telah mengakibatkan
kerusakan pada organ-organ tubuh, seperti kandung kemih, ginjal, dan lainnya.
Karenanya,
operasi pengangkatan rahim saja tidak cukup membuat penderita sembuh seperti
sedia kala. Selain operasi, penderita masih harus mendapatkan erapi tambahan,
seperti radiasi dan kemoterapi. Langkah tersebut sekalipun tidak dapat menjamin
100% penderita mengalami kesembuhan.
Pilih mana?
mencegah dengan vaksinasi atau anda memilih pengangkatan rahim, radiasi dan
kemoteraphy yang masih juga belum ada jaminan sembuh? Lebih baik mencegah
daripada mengobati kanker serviks bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar